Sabtu, 25 Februari 2012

Promosi di 176 Negara, Jangan ada Copet

Foto : int
Kadis Pariwisata Sulsel, Syuaib Mallombassi.

Dari Diskusi Pariwisata Forum Intermediasi dan Suara Publik

Oleh : Rasid Alfaridzi, Kampoeng Popsa

Makassar. Membangun kembali pariwisata Sulsel yang sempat terpuruk tidak mudah. Butuh dana besar dan kreatifitas dan sinergi semua pihak. Pemprov bahkan berpromosi di 176 negara.
Kerja keras untuk membangun kepariwisataan ini diungkap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel, Syuaib Mallombassi, saat tampil sebagai pemateri diskusi bertema “Potret Pariwisata Sulsel dalam Visi South Sulawesi 2012”, Jum’at 24 Februari. Diskusi ini digelar di Kampoeng Popsa.
Pada media yang digelar Forum Intermediasi dan Suara Publik tersebut, Syuaib membeberkan sejumlah langkah penting guna menggairahkan kembali kunjungan wisata ke Sulsel yang sempat berjaya di era 1990-an. Di masa itu, Sulsel dikenal sebagai daerah kedua di tanah air yang mencatat kunjungan wisatatawan mancanegara tertinggi.
Selain Syuaib, diskusi ini ikut menghadirkan pula dua pembicara lainnya. Yakni Arwan Tjahjadi (pengusaha perhotelan) dan Suriadi Mappangara (praktisi pariwisata).
Syuaib yang hari itu mengenakan batik bermotif warna kuning memaparkan,menyambut Visit South Sulawesi (VSS) 2012, semua kabupaten/kota harus memiliki event wisata. Untuk beberapa kabupaten/kota kata dia, sudah ada top event yang menjadi andalan. Seperti Festival Losari dan Kejuaraan Dragon Boat International di Makassar dan Lovely December di Tana Toraja.
“Yang kita butuhkan adalah tak ada gangguan keamanan. Kita telah great semua kabupaten/kota agar punya event dan sebagian sudah masuk dalam agenda top event. Mengenai promosi sudah disebar ke 176 negara di dunia lewat jaringan-jaringan agen wisata,”kata Syuaib.
Terkait, pengembangan destinasi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel telah merevitalisasi Fort Rotterdam guna mengembalikan ke bentuk asli. Revitalisasi menelan hingga Rp60 miliar. Pengorbanan anggaran yang besar ini demi menarik anggak kunjungan ke Makasar.
“Sail Takabonerate tahun ini akan ramai. Sebanyak 80 kapal layar dari Darwin Australia sudah . menyatakan kesiapan. Sail Takabonerate digelar 14 November 2012,” kata Syuaib.
Sementara itu, di mata Arwan Tjahjadi, membangkitkan pariwisata Sulsel memang tak semudah membalik telapak tangan. Promosi harus ditingkatkan dan infrastruktur diperbaiki. Jangankan infrastruktur, promosi pun membutuhkan dana besar.
Dia mengatakan, Pemprov Sulsel yang mempromosikan VSS 2012, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta hanya memasang iklan berupa banner selama satu tahun dengan biaya Rp 1,8 miliar. “Bagaimana kalau banner itu dipasang di Changi Airport Singapura, tentu lebih mahal lagi,” kata dia.
Suriadi Mappangara justru menyoroti perilaku warga Sulsel yang mesti diubah. Jika daerah ini ingin menjadi kunjugan wisata aksi-aksi kekerasan harus dikurangi.
Diapun menceritakan, pernah mengantar turis asal Malaysia ke Makassar sebanyak 60-an orang, namun ketika tiba giliran berbelanja di jalan Sulawesi para turis ini ada yang kecopetan.
“Tasnya disilet-silet. Kami sebagai pengantar malu bukan main. Mereka pun tentu membawa cerita buruk itu ke negaranya. Nah yang begini ini harus hilang di Sulsel jika pariwisata mau maju. Berbeda di Bali, tamu ketinggalan barang, tak perlu khawatir, 90 persen kembali. Di sini disimpan rapi saja di tas malah hilang,” ungkap Suriadi.
Penggagas diskusi, Husain Djunaid, menambahkan, wisata di Sulsel perlu digairahkan melalui forum diskusi agar masyarakat tahu jika daerah ini memiliki agenda wisata yang menarik untuk dikunjungi. Melalui forum diskusi itulah promosi ikut tersalurkan.
“Kita mau tahu apa yang sudah dilakukan pemerintah. Dan kita juga mau memberi masukan seperti apa yang mesti dikembangkan ke depan. Tema pariwisata saat ini harus di-booming-kan,” ungkap Husain.(*)



Sumber : Fajar edisi cetak, Sabtu 25 Februari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar