Rabu, 27 Juli 2011

Pasukan Berkuda Ramaikan Festival Pedalaman di Desa Bialo

Sejumlah warga yang menunggang kuda atau pasukan beruda tampil  di Desa Bialo, Kecamatan Gantarang, Bulukumba, mengitari jalan poros Desa ke Dusun Bungeng pada Festival Pedalaman, Selasa (26/7).

Pasukan berkuda tersebut sebagai simbol kepahlawanan dan keperkasaan pejuang daerah itu. Acara ini dikemas dalam seni dan budaya.

Jumat, 22 Juli 2011

Gubernur Malaka Kunjungi Bulukumba

ubayd-budpar
Wakil Bupati Bulukumba dan Gubernur
Malaka saling bertukar cinderamata

Gubernur Malaka Tuanku Yang Terutama Tun Datuk Seri Mohd Khalil bin Yaakop mengunjungi kabupaten Bulukumba setelah sebelumnya berkunjung ke Kapupaten Gowa. Beliau didampingi oleh beberapa pejabat kerajaan Malaka dan ikut pula dalam rombongan adalah dari kalangan pengusaha wisata dan staf ahli dari Universitas Negeri Malaka. Beliau diterima di rumah jabatan Bupati Bulukumba, beliau disambut dengan tari Padduppa yang ditarikan oleh sisiwi SMA di Bulukumba serta alunan musik “Turiolo” yang dibawakan oleh staf Dinas Kebudayaan dan Pariiwisata Bulukumba.

Sabtu, 16 Juli 2011

Festival Pinisi II 2011 di Pantai Tanjung Bira

Sore ini (16 Juli 2011)sekitar pukul 17.00 Festival Pinisi II 2011 dibuka secara resmi oleh Bupati Bulukumba H. Zainuddin Hasan. Acara yang bertema “ Bangkitkan Wisata Multi Interest di Bulukumba demi mendukung Visit South Sulawesi 2012”, dihadiri oleh Wakil Bupati, Musipida Kab. Bulukumba, anggota DPRD Bulukumba, Camat , Lurah, Kepala Desa se Kabupaten Bulukumba, dan undangan lainnya. Dalam sambutannya Bupati menyampaikan setiap daerah punya keunggulannya masing-masing, jika di daerah lain memiliki keunggulan di bidang tambang minyak atau batu bara, maka di Bulukumba yang menjadi keunggulan adalah pariwisatanya,

Kamis, 14 Juli 2011

LOMBA DAN PAMERAN FOTO KEBUDAYAAN INDONESIA 2011


LOMBA DAN PAMERAN FOTO KEBUDAYAAN INDONESIA 2011
Petunjuk Teknis
Memperebutkan Piala Presiden dan Uang Pembinaan
A. Latar Belakang
Kebudayaan merupakan karakter dan jati diri bagi setiap bangsa. Bangsa Indonesia memiliki keragaman budaya yang tersebar di seluruh pelosok tanah air dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote dengan keunikan dan identitas masing-masing. Keragaman Budaya tersebut harus didokumentasikan dan dipublikasikan kepada masyarakat sehingga timbul peduli untuk melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan potensi wisata di daerah masing-masing.

Jumat, 08 Juli 2011

Menelusuri Jejak Orang Bugis di Singapura (2-Selesai)


Ada Distrik Sengkang, Pinisi Jadi Gambar Mata Uang 
Sumber : http://www.fajar.co.id/read-20110707013631-ada-distrik-sengkang-pinisi-jadi-gambar-mata-uang
ist
SEJARAH BUGIS . Kawasan Bugis Junction di Singapura
yang banyak dikunjungi pelancong

Ketika Singapura jatuh ke tangan Inggris, orang-orang Bugis diyakini sudah melakukan perdagangan di Singapura. 

Hingga kini kawasan Kallang masih ada. Bahkan kawasan yang dulunya menjadi perkampungan orang-orang Bugis itu, kini telah menjelma menjadi salah satu pusat bisnis Singapura.    

“Okko ka ro ndik (di situ saya adinda, red) sering mandi-mandi dan main waktu kecil,“ kata Andi Umar Yahya Andi Maggah, 73, sambil menunjuk ke Kallang River (Sungai Kallang), Senin siang, 4 Juli. 

Dulu, Sungai Kallang yang bermuara ke Laut China Selatan merupakan tempat berlabuhnya perahu-perahu nelayan dan saudagar Bugis. Tak jauh dari pinggir sungai besar itu, terdapat perkampungan orang-orang Bugis. 

Menelusuri Jejak Orang Bugis di Singapura (1)

Kampung Bugis Tinggal Nama, Disulap Jadi Pusat Bisnis 

Laporan: Arsyad Hakim, Singapura
Sumber :  http://www.fajar.co.id/read-20110706013637-kampung-bugis-tinggal-nama-disulap-jadi-pusat-bisnis
Arsyad Hakim/Fajar
BANGGA. Andi Umar Yahya Andi Maggah saat 

membawa kami jalan-jalan di perkampungan 
Bugis dan Melayu di Singapura

Dari sekian banyak etnis yang membentuk orang Melayu Singapura, Bugis dianggap paling besar pengaruhnya. Wajarlah jika pemerintah Negara Pulau itu mengabadikan etnis Bugis sebagai nama distrik penting di Negeri Jiran itu.


Bukan hanya nama Bugis, kawasan lain yang juga diambil dari Bugis adalah Sengkang. Di Singapura terdapat distrik Sengkang. Nama distrik itu diambil dari nama kota di Sulsel, ibu kota Kabupaten Wajo yang merupakan salah satu daerah asal perantau-perantau Bugis di Tanah Melayu.

Rabu, 06 Juli 2011

Disbudpar Bulukumba Tantang Pemprov Perbaiki Poros Bira

Sumberhttp://www.rca-fm.com/2011/01/disbudpar-bulukumba-tantang-pemprov.html
Bulukumba, RCAnews - Saat ini kerusakan infrastruktur jalan menuju kawasan wisata Pantai Bira  sudah masuk dalam kategori rusak parah. Hampir semua bagian badan jalan sepanjang 20 kilometersudah terbongkar dan berlubang. 

Minggu, 03 Juli 2011

Muhannis, Penyelamat Naskah Kuno Ara. Pertahankan Bahasa Daerah Lewat Sastra


Sumber : Fajar Minggu, 3 Juli 2011
oleh : Muhammad Nursam, Makassar
“...Saya hanya menulis sesuai imajinasi dan ingin mengisi kekosongan karya sastra yang menggunakan bahasa Makassar:” (Muhammad Nursam, Makassar).
Kalimat itu disampaikan Muhannis usai bedah buku terbarunya, Karruq Ri Bantilang Pinisi di redaksi FAJAR pekan lalu. Pria yang telah mempelajari sastra daerah sejak kecil karena tertarik dengan bahasa tertua di kampungnya.

Karruq Ri Bantilang Pinisi, Novel Berbahasa Makassar Pertama di Dunia

Sebuah novel berbahasa Makassar yang kali pertama dalam sejarah dilaunching di Bulukumba. Launching Novel "Karruq Ri Bantilang Phinisi" karya Drs. Muhannis Ara diserbu ratusan masyarakat Ara di Gedung Masyarakat Ara, tanah Beru, Kecamatan Bontobahari, Bulukumba, Sulsel, Ahad (26/6/2011).Launching novel tersebut juga diserbu oleh mahasiswa KKN UNM di Kecamatan Bonto Bahari sebab, ini adalah kali pertama dalam sejarah, ada buku sastra "novel" yang dilaunching di Desa tersebut. 

Sabtu, 02 Juli 2011

Kehidupan Suku Kajang Di Tana Toa Sulawesi Selatan

Wanita suku Kajang dengan pakaian khas yang serba hitam
http://id.voi.co.id/fitur/voi-pesona-indonesia/1020-kehidupan-suku-kajang-d=
Suku Kajang adalah salah satu suku yang tinggal di pedalaman Makassar, Sulawesi Selatan. Secara turun temurun, mereka tinggal di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba.  Bagi mereka, daerah itu dianggap sebagai tanah warisan leluhur dan mereka menyebutnya, Tana Toa.
Di Tana Toa, suku Kajang terbagi menjadi dua kelompok, Kajang Dalam dan Kajang Luar.  Suku Kajang Luar hidup dan menetap di tujuh desa di Bulukumba. Sementara suku Kajang Dalam tinggal hanya di dusun Benteng.  Di dusun Benteng inilah, masyarakat Kajang Dalam dan Luar melaksanakan segala aktifitasnya yang masih terkait dengan adat istiadat.

Christine Hakim Tertarik Bikin Film Tentang Suku Kajang


"Saya tertarik sekali bikin film yang mengusung tema-tema alam. Saya melihat Indonesia punya keunggulan yang sangat kuat di sektor itu, tetapi belum digarap secara maksimal oleh para sineas kita. Selain tentang Morotai, ada beberapa objek menarik lainnya yang bagus diungkap ke film. Misalnya, tentang panorama alam Raja Ampat atau tentang Danau Sentani di Papua. Juga tentang suku Baduy di Banten serta orang Kajang di Bulukumba, Sulawesi Selatan," tutur Christine Hakim.