Kamis, 08 September 2011

“Ritual Pemotongan Lidah “ mewarnai acara “Pa’dampoleng” di Kajang

Suara riuh rendah terdengar dari kediaman kepala desa Sangkala Kecamatan Kajang. Hari itu  Kamis (8/9) sedang berlangsung acara adat “Pa’dampoleng” yang merupakan ritual adat untuk mengenang 100 hari wafatnya istri dari Puto Toa Sangkala Palaloi yaitu Rabi’.  Ritual adat seperti ini biasanya dihadiri oleh 36 pemangku adat Kajang duduk bersama, yang biasa disebut Puto. Kebersamaan dan gotong royong sangat kental dalam setiap acara yang diadakan di kawasan adat Kajang. Hal ini terlihat dari banyaknya warga dan tetanggal yang ikut meramaikan acara ini, bukan hanya sumbangan tenaga yang mereka persembahkan kepada tuan rumah, akan tetapi kebersamaan juga dapat dilihat dari banyaknya sumbangan berupa hasil bumi yang dipersembahkan untuk mendukung acara ini. Songkolo, nasi khas Kajang, Uhu-uhu dan Cucur tak pernah lepas dari acara yang digelar di kawasan Kajang.
 Acara ini diawali dengan penyambutan perwakilan pemerintah Bulukumba yang diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bulukumba Andi Nasaruddin Gau, Para pemangku adat atau para Puto. Kemudian acara dilanjutkan dengan pendelegasian tugas dari Puto Punggawa kepada Sanro atau Dukun yang akan melakukan Ritual Adat Pa’dampoleng. Mulut Sanro tak henti-hentinya berkomat-kamit membacakan mantra-mantra serta doa kepada leluhur. Bau kemenyan yang dibakar oleh Sanro menyeruak memenuhi ruangan yang dipenuhi oleh bahan makanan yang dibawa oleh penduduk. Tak lupa Sanro memberkati bahan makanan persembahan tersebut dengan asap kemenyan. Acara dilanjutkan oleh Sanro memimpin para kerabat almarhum satu per satu untuk membacakan doa kepada almarhumah. Isak tangis sesekali terdengar dari keluarga yang berduka mengenang kepergian almarhumah. Acara adat ditutup dengan ritual pemotongan lidah kerbau menandai bahwa keluarga almarhumah telah ihlas melepas kepergian almarhumah. Seperti ritual adat Kajang lainnya, setelah acara usai bahan makan yang telah diberkati oleh sanro kemudian dibagikan kepada para tamu yang kali ini bahan makanan dan kue tradisional tersebut dimasukkan ke dalam kamboti (keranjang yang terbuat dari anyaman daun kelapa).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar