Bulukumba-Fajar. Kehadiran bandara di Bulukumba yang membuka akses
ke Bali dan Mataram, nantinya akan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi
masyarakat. Indikator yang bisa memicu pertumbuhan tersebut setidaknya akan
terlihat daeri sektor jasa serta hotel dan restoran.
Wilayah sekitar bandara, secara
otomatis akan memunculkan pusat-pusat perekonomian masyarakat. Dengan demikian,
pertumbuhan ekonomi 6,7 persen pada tahun 2011 dan pada 2012 ditargetkan 8
persen, bisa naik ke angka 8,5 – 9 persen.
Kepala sub Bagian Pemberitaan dan
Kerjasama Pers Bulukumba, Asrul Sani mengatakan bahwa keberadaan bandara yang
menghubungkan Bali dan NTB sangat besar perannya dalam pertumbuhan ekonomi di
Bulukumba. Asrul Sani menyebut, Rp1,2 triliun dana yang saat ini beredar di
Bulukumba, dengan kehadiran bandara jelas akan naik setidaknya Rp1,5 triliun.
Menurut Asrul, ini akan menjadi
tonggak pengembangan Bulukumba berikutnya. Apalagi, selain Bira, kata dia,
kawasan wisata lainnya secara otomatis akan berkembang . Ini seiring dengan
meningkatnya pengunjung yang datang ke Bulukumba. “Bandara akan banyak
pengaruhnya. Cuma yang harus dipikirkan sekarang adalah realisasinya,” kata
Asrul, Minggu, 7 Oktober.
Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata (Disbudpar) Bulukumba, Andi Nasaruddin Gau mengatakan , dari sisi
pengembangan wisata memang sangat berdampak. Apalagi, kata dia, selain Bira
banyak daerah lain yang bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata andalan. Bukan
hanya wisata pantai dari Pantai Bira, Pantai Lemo-lemo dan Pantai Mandala Ria.
Tetapi, juga wisata budaya dengan berkunjung ke Tana Toa, Kajang.
Itu artinya, kata Nasaruddin,
akan memberikan kemudahan dalam promosi wisata di Bulukumba. Industri galangan
kapal di Tanaberu juga akan semakin menggeliat.
“Jika selama ini, harus memakan
waktu berjam-jam untuk datan ke Bulukumba, dengan adanya bandara, para pemesan
Pinisi bisa datang dan pergi ke dan Bira-Bali dan NTB,” ujarnya (arm-min)
Sumber : Fajar, edisi cetak,
Senin/8 Oktober 2012
Reporter : Muh. Arman – Eka Nugraha
Editor : Uslimin
Sangat disayangkan jika yang ada hanya wacana tanpa realisasi.
BalasHapusDi Bali, Tuan, para turis datang bukan sekedar melihat pantai. Ada sesuatu yg memang menenangkan di sana. Panorama alam, kebudayaan lokal yang tetap dipertahankan, adat-sitiadat, ketaatan akan aturan, etika, dan keramahan penduduk lokal berpadu jadi satu.
Dari segi keindahan pantai, Bali tak ada apa-apanya dibanding Bulukumba. Tapi kenapa Bulukumba tidak bisa seramai Bali, pertanyaannya tentu adalah bagaimana kinerja Pemda, terutama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Bandara sangat bagus. Tapi jangan sampai cuma membuang duit. sebaiknya perbaiki dulu akses jalan darat dari Kota Bulukumba ke Tanjung Bira. Kembangkan industri kreatif, berdayakan masyarakat lokal, kelola pantai-pantai yg lain, dan ajari masyarakat menghargai pendatang. Ini contoh konkrit. Setelah itu, bangunlah bandara, Tuan.
Dan saya heran, kenapa Disbudpar tidak memiliki website khusus yg semestinya sangat ampuh untuk mempromosikan sektor wisata di Bulukumba. Website yg dikelola dengan baik dan serius, bukan website gratisan seperti ini.
Salam.