Bulukumba, Fajar-Pemerintah Kabupaten Bulukumba membuat terobosan
wisata yang patut diacungkankjempol. Pemerintah kabupaten penghasil perahu
Pinisi tersebut membuka poros tiga kawasan wisata potensial di Indonesia, yakni
Bira, Bali dan Mataram.
Akses tiga kawasan wisata yang
terkenal dengan keindahan pantainya ini dibukan dengan dicetuskannya megaproyek
pembangunan bandara daerah yang berjuluk butta panrita lopi ini. Lokasi bandara
akan ditempatkan di Desa Lemo-lemo Kecamatan Bonto Bahari.
Rencananya, bandara dibangun di
atas lahan seluas 50 hektare. Diperkirakan pembangunan bandara ini akan menelan
anggaran antara Rp200 miliar hingga Rp250 miliar. Pemerintah daerah pun sudah
mengusulkan pada Kementerian Perhubungan untuk mendapatkan alokasi dalam APBN.
Respon Kementerian Perhubungan
sangat positif. Terbukti dengan kesediaan pihak Kementerian Perhubungan untuk
melakukan survei lokasi bandara. Hasilnya, pihak Kementerian Perhubungan
tersebut, Pemkab Bulukumba optimis persetujuan pemerintah pusat akan turun
tahun depan. Apalagi penyusutan Desain Engineering Detail (DID) proyek sudah
masuk tahap finalisasi.
Bupati Bulukumba, Zainuddin Hasan
mengatakan dirinya sangat optimis
Bulukumba akan sangat segera memiliki bandara. Posisi Bulukumba, kata
dia, sebagai sentra kawasan Selatan-Selatan Sulsel akan menjadi pertimbangan
tersendiri pemerintah pusat untuk menyetujui proyek ini.
Apalagi, kata dia, hal ini berkaitan erat
pengembangan pariwisata antara Sulawesi Selatan, Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Poros pariwisata menurut mantan bupati Pohuwatu Gorontalo ini akan segera
terbuka. Dengan demikian, Bulukumba akan menjadi kawasan lalu lintas wisatawan,
baik domestik maupun mancanegara.
“Saya mau tegaskan, Bira dengan
kondisi yang masih sulit diakses saja, para turis masih ada yang datang setiap
pekan. Apalagi jika sudah ada akses langsung dari Bali dan Mataram,” ujarnya.
Bali yang paling ramai dikunjungi
turis asing, kata bupati, akan mudah melintas ke Bira jika bandara sudah ada.
Begitupun wisatawan yang ada di Mataram dengan pantai Giliterawangan, akan
dengan mudah berkunjung ke Bira,” ucapnya, Minggu, 7 Oktober.
Atas hadirnya proyek ini, salah
seorang tokoh masyarakat Bontobahari, Muhammad Azri Yusuf memberikan apresiasi
positif. Tapi, dia mengingatkan agara sarana dan prasarana wisata di Bira perlu
dibenahi agar dapat bersaing.
“Dengan begitu, turis yang ada di
Bali dan Mataram akan semakin tertarik datang ke Bira, dan setelah kembali ke
negaranya, mereka dapat datang lagi dengan membawa temannya yang lain,”
ucapnya. (arm/min)
Sumber : Fajar edisi cetak, Senin/8 Oktober 2012
Reporter : Muh. Arman – Eka Nugraha
Editor : Uslimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar