Foto : int |
MAKASSAR, FAJAR - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Menparekaf) Mari Elka Pangestu mengatakan pasar wisata Indonesia masih cukup potensial untuk dikembangkan. Meski pun Eropa sedang dilanda krisi ekonomi, tingkat kunjungan wisata mancanegara ke Indonesia tetap menggembirakan. "Pasar wisata Eropa, Asia dan benua lainnya masih potensial digarap. Sektor pariwisata adalah sektor yang tahan kritis,'' kataMari Elka Pangestu saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PHRI, Jumat 10 Februari di Hotel Grand Clarion.
Ia mencontohkan di sejumlah negara Eropa yang kondisi perekonomiannya sedang gonjang-ganjing, tetapi sektor pariwisatanya justru tumbuh. Misalnya Spanyol dan Yunani, sektor pariwisata keduanya meng alami pertumbuhan 8-9 persen tahun lalu. ''Bahkan 'inbound tourism' Amerika Serikat mengalami kenaikan 5 %," katanya.
Hal itu, kata Mari, mebuktikan bahwa sektor pariwisata tahan terhadap krisis. Pariwisata Indonesia pun diyakininya mampu bersaing di level dunia.
Berdasarkan survei, untuk kekayaan alam great Indonesia berada di peringkat 17 dari 139 negara di dunia. Sedangkan kekayaan budaya di nomor 37 dari 139 negara Diapun menguraikan, kekurangan Indonesia hanya pada tiga faktor. Pertama, kesehatan dan kebersihan. Isu flu burung den penyakit lainnya menjadi penghambat. Urusan ini Indonesia berada di urutan 125 dari 139 negara. Kedua, keamanan dan keselamatan. Dunia menilai Indonesia pada urutan 75 negara teraman untuk dikunjungi. Ketiga, infrastruktur, hampir semua perjalanan destinasi wisata baik udara dan darat masih lemah.
Nah berangkat dari identifikasi itulah Mari mengatakan, pemerintah akan melakukan pembenahan. Khusus di Sulsel kata dia, destinasi wisata ke Tana Toraja harus diakses tak kurang dari 6 jam. "Dengan perjalanan 6 jam lebih bagi wisatawan itu terlalu lama. Kita berharap bandara di sana segera beroperasi agar mempersingkat perjalanan," katanya.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, juga membeberkan, 12 tahun silam sebelum krisis moneter Tana Toraja mencatat kunjungan wisman hingga 150 ribu orang atau tertinggi kedua di Indonesia. Saat ini hanya tercatat kurang lebih 40 ribu orang. Jadi masih perlu terus diperhatikan.
"Secara nasional kita menargetkan pertumbuhan wisman hingga 8 juta orang dari 7, 4 juta tahun 2011. Kalau sedikit ambisius sebenarnya bisa kita capai 10 juta orang tapi itu berat. Kita fokus mengembangkan Wisatawan nusantara karena tenyata ini yang lebih besar. Tahun lalu kunjungan wisnus mencapai 150 juta orang dari 231 juta kali kunjungan."
Sementara itu Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pemerintah pusat sebaiknya fokus pada satu destinasi untuk dikembangkan. Potensi wisata di KTI termasuk Sulsel sangat banyak dan butuh perhatian.Idenrtifikasi potensi itu yang mesti ada penekanan, fokus dan segera dibenahi (Rasid/Ruslan Ramli)
Sumber : Fajar edisi cetak. Sabtu, 11 Februari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar